Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar PAI.BP pada materi larangan pergaulan bebas dan zina mnggunakan model problem based  learning.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang tahapannya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Hasil belajar pada penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif yang diukur dengan hasil penilaian pre test dan post test pada masing-masing siklus. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI BP pada materi larangan pergaulan bebas dan zina yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar PAI.BP materi larangan pergaulan bebas dan zina sebesar 16,51% pada siklus I dihitung dari nilai rata- rata hasil pre test dan post test sebesar 64,29 menjadi 74,86. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 23,58% diperoleh dari nilai rata-rata pre test siklus  II  sebesar 65,00 meningkat menjadi 80,33 saat  post test siklus II. Ketuntasan belajar meningkat sebesar 20,56% yang dihitung dari ketuntasan belajar pada post test siklus I sebesar 60% meningkat pada siklus II menjadi 80,56%.

PENDAHULUAN

Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami      banyak           perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan nasional semakin mengalami kemajuan, pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan nasional barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

HASIL BELAJAR

Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar (Nugraha, 2020). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi keterampilan kognitif, afektid, maupun psikomotor (Wulandari, 2021). Pendapat dari Mustakim (2020) hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta didik dengan penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga pendidikan sebelumya. Dari beberapa pendapat diatas hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor dengan penilaian yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran lembaga pendidikan

MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan

bahwa pengertian dari model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan karakteristik adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Selanjutnya Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa Problem Based Learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasar dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai sebuah konteks bagi para siswa dalam berlatih bagaimana caraberfikir kritis dan mendapatkan keterampilan dalam pemecahan masalah, sertatak terlupakan untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep yang penting dari materi ajar yang dibicarakan.

Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri. (2) Autenthic problems from the organizing focus for learning, maksdudnya ialah masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti. (3) New information is acquired through self-directed learning, merupakan proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya. (4) Learning occurs in small group, yaitu agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas. (5) Teachers act as facilitators, pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar mencapai target yang hendak dicapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian oleh Muhammad Sabri (2022) yang menunjukkan bahwa penerapan model problem based learning pada mata pelajaran PAI terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan dari rata-rata pada hasil tes, dimana hasil pre tes pada pra siklus yaitu 65,0 mengalami peningkatan pada saat postest siklus I menjadi 80,0 dengan presentase nilai ketuntasan yang semula 40% meningkat menjadi 100% setelah diadakan 3 kali pertemuan. Penelitian lain dilakukan oleh Fauzan, M et al (2017) terkait penggunaan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar pada materi sistem tata surya juga menghasilkan adanya kenaikan pada hasil belajar pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research merupakan penelitian tindakan (action research), yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Pada penelitian ini setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak 2 siklus yang terdiri dari 8 tahapan yaitu perencanaan pertama, tindakan pertama, pengamatan pertama, refleksi pertama, revisi terhadap perencanaan pertama, tindakan kedua, pengamatan kedua, dan refleksi kedua. Adapun model penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

GAMBAR 1. MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS SUMBER: SUHARSIMI ARIKUNTO (2008: 16)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar PAI.BP materi larangan pergaulan bebas dan zina siswa kelas X TKJ 3 SMK Negeri 1 Kutasari Tahun Ajaran 2022/2023. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan skor hasil belajar PAI.BP materi larangan pergaulan bebas dan zina sebesar 16,51% pada siklus I yang dihitung dari nilai rata-rata hasil pre test dan post test sebesar 64,29 menjadi 74,86. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 23,58% diperoleh dari nilai rata-rata pre test siklus II sebesar 65,00 meningkat menjadi 80,33 saat post test siklus II. Ketuntasan belajar  meningkat sebesar 20,56% yang dihitung dari ketuntasan belajar pada post test siklus I sebesar 60% meningkat pada siklus II menjadi 80,56%.